Jailangkung itu Bukan Hantu Secrets

Versi Jawanya juga dapat dimainkan dengan menggunakan peralatan tulis jangka. Versi permainan yang berkembang di daerah-daerah khususnya di pulau jawa, umumnya dahulu dimainkan di desa-desa dengan menggunakan medium orang-orangan sawah untuk memanggil makhluk halus.

The ritual is also performed to be a sport by the two youngsters and click here Older people,[one][6] summoning the spirits to question comical thoughts. It is a popular nocturnal pastime between Javanese highschool and university learners.

Jailangkung ([dʒai'laŋkuŋ]), also known as jelangkung ([dʒə'laŋkuŋ]),[1][2] is an Indonesian people ritual of speaking with spirits of the lifeless. It employs an effigy that a spirit is said to have soon after staying summoned. The observe emerged in its current sort while in the early 1950s and has origins while in the Chinese tradition of spirit basket divination, although In addition it has similarities to a traditional Javanese ritual identified as nini towong.

Saat mereka tiba di sebuah danau wisata dan menikmati suasana alam di sana, anak bungsu di keluarga tersebut tiba-tiba menghilang tanpa jejak saat matahari terbenam.

Mereka akan terbawa kian kemari seiring semakin meng"gila"nya "lukah" tersebut. Penonton pun akan menyoraki pemain agar suasana semakin ramai. Gerakan "lukah" tersebut baru akan berhenti apabila pawang berhenti memantrainya atau ada seseorang yang memasang "ijok", yaitu bagian dalam dari ekor lukah.

Saat boneka tersebut menjadi terasa berat menurut mereka menjadi pertanda bahwa boneka itu telah dirasuki dewa, dan bergerak mengangguk sebagai pertanda setuju setelah ditanyakan siap tidaknya untuk ditanyai, jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diajukan akan dituliskan oleh dewa yang merasuki boneka tersebut pada papan tulis yang disediakan.

Media yang digunakan untuk menampung makhluk halus atau maujud supernatural yang dipanggil dalam permainan Jailangkung adalah sebuah gayung air yang umumnya terbuat dari tempurung kelapa yang didandani pakaian dan bergagang batang kayu.

Sesudah dilakukan pencarian mereka hanya menemukan boneka Jailangkung di kawasan hilangnya anak tersebut yang terkenal dengan legendanya yang disebut Sandekala. 

Lebih dari itu menampilkan penampakan hantu atau setan, bukanlah satu-satunya hal utama yang ingin disuguhkan dalam film produksi Screeplay dan Legacy photos ini. "Kami coba tawarkan adegan horor bukan dari hantu, tapi dari akting pemain," imbuh Jose.

Pertunjukan "Lukah Gilo" ini biasanya dipertunjukkan pada acara perkawinan atau acara-acara khusus untuk yang diadakan masyarakat Minangkabau setempat. Waktu pertunjukan umumnya dilakukan pada malam hari yang diyakini lebih mudah untuk memanggil makhluk halus.

berpusat pada sebuah keluarga yang sedang melakukan perjalanan liburan ke luar kota. Tak disangka petaka datang ketika mereka membuat detour ke sebuah space danau wisata.

Film Jailangkung bercerita tentang tiga orang gadis yang ingin menguak misteri yang terjadi pada Ayah mereka yang ditemukan dalam keadaan koma.

Karena sifatnya yang berupa ritual yang memanggil dan berkomunikasi dengan makhluk halus, permainan jailangkung yang awalnya sekadar permainan kemudian berkembang memunculkan mitos-mitos hantu atau kesurupan sebagai imbas untuk orang yang memainkan permainan ini.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat beraneka ragam, seperti nama makhluk tersebut, tahun berapa meninggal dan penyebab meninggal, bahkan sering juga tentang peruntungan masa yang akan datang dan nomor keberuntungan dalam perjudian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *